Musa tidak terlalu yakin bahwa dia bisa memimpin. Tetapi Tuhan yang memilih Musa menjadi pemimpin, sehingga ia memimpin bangsa Israel. Tetapi akhirnya kita melihat Musa mau. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin adalah ketika ia bisa melahirkan pemimpin baru atau pemimpin lainnya. Hal ini terjadi ketika seorang pemimpin memiliki kerelaan dan memberdayakan pemimpin sebagai generasi penerusnya.
Seorang pemimpin yang memberdayakan akan:
1. MENDENGARKAN PENDAPAT ORANG LAIN (ayat 17-19)
Musa mendapatkan arahan dan masukan dari mertuanya terkait dengan kepemimpinan yang dijalankannya. Seorang pemimpin adalah perantara antara umat dengan Allah. Yitro menyatakan bahwa ketika Musa mau mendengar, maka penyertaan Allah akan besertanya. Pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak berada di ‘menara gading’ yang tak tersentuh, namun tetap low profile mendengar pendapat pihak lain.
2. MENGAJARKAN KETETAPAN ALLAH (ayat 20)
Seorang pemimpin, sebelum ia memberdayakan orang lain, harus memiliki koneksi dengan Allah. Keharusan yang dimilikinya dalam bagian ini adalah mengajarkan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah. Ketika pemimpin lebih dahulu menerima dari Tuhan ketetapan-keputusan itu, barulah ia bisa dengan baik mengajarkan kepada orang-orang yang dipimpinnya.
3. MEMBERDAYAKAN ORANG LAIN (ayat 21)
Mereka yang diberdayakan adalah orang-orang yang memenuhi syarat: 1. Cakap. 2. Takut akan Tuhan. 3. Dapat dipercaya. 4. Benci pengejaran suap. ‘Cakap’ berkaitan dengan kompetensi atau kemampuan seseorang dalam mengerjakan hal-hal yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan takut akan Allah, dapat dipercaya dan benci pengejaran suap; berkaitan dengan kondisi mental-spiritual seseorang yang diberdayakan sebagai pemimpin.
Selasa, 24-12-2024 | |||
GBI Sentral Tomang (CHURCH) | |||
Ibadah Malam Kudus | 17:00 | Gedung Apotik Tomang Lt. 2 | Pdt. Dr. Kiki Sadrach |