Banyak orang percaya kepada Tuhan dan mengaku sebagai anak-anak Allah, namun hidup kesehariannya tidak menampilkan atau menampakkan jikalau Allah bertahta atau berkuasa atas hidupnya. Kita jangan sampai memaknai Natal hanya sekedar euforia saja sehingga liar pemahamannya. Kelahiran Kristus itu bagi kita tujuannya satu, untuk datang mengembalikan manusia yang sudah terhilang. Maka memang seharusnya Kristus bertahta adalam hati kita. Kita harus bangun/usahakan itu. Tapi banyak orang hanya fokus pada bagaimana mendapatkan isi dunia ini.
Kita harus sungguh-sungguh membangun tahta Allah dalam hidup ini.
Membangun tahta Allah berarti memberi ruang seluas-luasnya bagi Allah untuk berkuasa atau memenuhi seluruh hidup kita, dan tidak sedikitpun bagi dunia untuk mengendalikan hidup kita.
Seseorang yang membangun tahta Allah dalam hidupnya dapat terlihat dari:
Hati yang rindu kepada Tuhan membuat seseorang lebih bergairah untuk berjumpa dengan Tuhan (Matius 2:1-2).
Akan menjadi sulit membangun tahta Allah dalam hidup, tanpa sikap rendah hati. Maria betul-betul menjaga sikap hidupnya. Sulit bila sikap rendah hati tidak ada dalam hidup kita. Sulit bagi Tuhan mau masuk dalam kehidupan kita, bila ada kesombongan dalam hati kita.
Sikap taat, berarti tanpa adanya bantahan atau persungutan, yang ada hanyalah penurutan akan kehendak Allah (Matius 2:13-14; 19-23). Orang yang membangun tahta Allah dalam hatinya, sikap taat itu akan muncul, walaupu sukar di mata dilihat secara kacamata manusia.
Kesimpulan: Membangun tahta Allah dalam hidup berarti menegakkan seluruh prinsip-prinsip Kerajaan-Nya, tanpa mengharapkan dapat apa adari Tuhan yang bersifat lahiriah.
Selasa, 24-12-2024 | |||
GBI Sentral Tomang (CHURCH) | |||
Ibadah Malam Kudus | 17:00 | Gedung Apotik Tomang Lt. 2 | Pdt. Dr. Kiki Sadrach |